Apa yang terlintas dipikiran Anda ketika saya menyebut kata
Yahudi? Mungkin anda akan segera berpikir tentang tragedi Palestina dan tentara
Israel yang kejam. Tapi disini saya akan memberikan info tentang gaya hidup
orang Yahudi karena orang Yahudi mempunyai kelebihan dibandingkan bangsa -
bangsa lain di dunia.
Kaum Yahudi adalah kaum yang paling pintar di dunia. Anda
tahu, kan, Einstein? Steven Spielberg? Mark Zuckerberg (pendiri Facebook)?
Itzhak Perlman (violis dunia)? atau mungkin Daniel Radcliffe (si Harry
Potter)? Semua adalah Yahudi. Hampir dari produk-produk terkenal
yang ada di dunia merupakan produk dari Yahudi. Mulai dari bangun sampai tidur,
bohong namanya kalau Anda mengatakan tidak pernah menyentuh produk Yahudi. Dari
Google, Intel, Unilever, Disney, semua Yahudi. Mungkin ada yang penasaran,
kenapa ya kok produknya bisa dimana-mana? canggih pula? Hanya satu jawabnya
karena mereka pintar. Dalam kitab-kitab lama, di sebutkan bahwa mereka memang
dianugrahi otak yang encer oleh tuhan semesta alam.
Baru-baru ini saya membaca artikel yang membahas tentang
kepintaran Yahudi dan bagaimana mereka menjaganya. Artikel ini ditulis oleh Dr.
Stephen Carr Leon yang telah tinggal di Israel selama tiga tahun untuk meneliti
tentang kenapa Yahudi pintar untuk mendapatkan Phd-nya. Tesis untuk karyanya
ini saja membutuhkan waktu delapan tahun karena dibutuhkan data-data yang
setepat mungkin untuk ini. Dalam karyanya, ia membahas habis kehidupan Yahudi
dari tahap mengandung, melahirkan, dan kehidupan setelahnya.
Mari kita baca, kutipan berikut ini,
… Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung,
sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli
buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami. Stephen sungguh heran
karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya
beberapa soal yang tak dapat diselesaikan.
Kebetulan Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah
ini untuk anak kamu?”
Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di
kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”…
Wow, bahkan sebelum si anak lahir, sang ibu sudah
mengajarkan matematika untuknya. Hal yang unik lagi dari gaya hidup Yahudi
adalah, makanan yang mereka makan, dan pola makannya.
Sejak awal sang ibu mengandung, ia jadi gemar sekali makan
kacang badam dan korma dengan susu, roti dan ikan tanpa kepala, serta salad
yang dicampur dengan badam dan kacang-kacangan. Menurut sang ibu, ikan sangat
baik untuk perkembangan otak bayinya sedangan kepala ikan mengandung zat kimia
yang akan merusak perkembangan otak. Saat mengandung pun, si ibu rajin sekali
meminum pil minyak ikan sampai melahirkan.
Di dalam artikel tersebut disebutkan bahwa saat makan,
Yahudi selalu menyajikan salad dan kacang badam, tentu saja ikan juga. Biasanya
kalau sudah ada ikan, tidak ada daging karena menurut mereka, campuran daging
dan ikan tidak baik jika dimakan bersama2.
Disebutkan juga bahwa pola makan mereka unik. Di kebanyakan
negara, makanan disajikan dalam tiga tahap, appetizer, main course, dan desert
(yang biasanya berupa buah-buahan). Kalau Yahudi, mereka menyajikan
buah-buahan dulu sebelum menyajikan main course. Alasannya sederhana
saja, karena menurut mereka, jika makan makanan utama (karbohidrat) di awal,
mereka akan mudah mengantuk sehingga tidak bisa belajar dengan baik di sekolah.
Kemudian, gaya hidup yang sangat penting yang harus dicontoh
adalah, bagi mereka MEROKOK ITU TABU. Orang Yahudi sangat membenci rokok, kalau
Anda berkunjung ke salah satu rumah mereka, dan Anda merokok, jangan heran
kalau sang tuan rumah dengan tega mengusir Anda dari rumah. Penelitian terbaru
Yahudi akhir-akhir ini adalah bahwa rokok akan merusak otak yang kerusakannya
bisa diturunkan ke keturunan mereka. Mereka tidak ingin keturunan mereka
nantinya tercemar oleh racun-racun rokok yang merusak otak mereka, mereka
sangat menjaga anugrah kepintaran yang dilimpahkan kepada mereka.
Sejak kecil, anak-anak Yahudi sudah memperhatikan apa yang
masuk ke dalam perut mereka. Mereka sangat menyukai buah-buahan, kacang badam,
salad, dan ikan. Rata-rata, anak-anak Yahudi bisa berbicara tiga bahasa, Bahasa
Ibrani, Arab, dan Inggris. Mereka juga sejak kecil telah dilatih bermain musik,
entah biola ataupun piano, karena ini adalah sebuah kewajiban. Menurut
penelitian mereka, belajar musik sedari kecil dapat merangsang pertumbuhan IQ.
Saat sekolah mereka diajari matematika dengan basis perniagaan, pelajaran IPA
diutamakan. Mereka juga diwajibkan untuk berolahraga. Olahraga yang diutamakan
adalah menembak, memanah dan berlari. Menurut mereka, menembak dan memanah
dapat melatih fokus sedangkan menembak merupakan sarana mereka untuk melindungi
negara mereka nanti.
Saat bersekolah di Sekolah Menengah, mereka diwajibkan untuk
menemukan sebuah produk baru. Walaupun produk yang diciptakan produk-produk
lucu dan memboroskan uang, mereka tetap menelitinya dengan serius.
Yang mengejutkan lagi adalah bagaimana fakultas-fakultas
ekonomi Yahudi mensyaratkan mereka untuk lulus. Untuk lulus, mahasiswa fakultas
ekonomi Yahudi diharuskan membuat sebuah team project yang satu tim nya
beranggotakan 10 orang, dan mereka bisa lulus setelah projek mereka mendapat
untuk 1 juta US dollar. WOW. Bayangkan !!
Bagi mereka, melahirkan keturunan yang cerdas adalah sebuah
keharusan.
Nah, bagaimana dengan Indonesia??
Bagaimana bangsa ini membina kaum mudanya agar sepintar
Yahudi? Bandingkan dengan negara tetangga, Singapura saja misalnya, harga rokok
sangat mahal. Sedangkan di Indonesia, rokok terbilang sangatlah murah. Di
mana-mana orang merokok, di jalan, naik motor, naik mobil, makan, minum, tidur
(??), di angkringan, di hotel, di restoran, ada saja orang yang merokok.
Bagaimana dengan keturunan kita nanti, jadinya?? Bahkan Dr. Stephen sendiri
saja mengatai Indonesia (maaf) “Goblok!!” dalam artikel tersebut.
… “Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari
restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium
bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
“Hasil-nya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa
banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh
sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri?
Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah
kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia? Apalah ini bukan akibat
merokok? Anda fikirlah sendiri!”
Jadi, bagaimana? Ayo kita bersaing dengan Yahudi dalam
hal-hal yang positif saja. Buktikan bahwa kita pun bisasepintar dan secerdas
mereka. Sekarang pun bohong namanya kalau kita masih menjunjung nilai moral
ketimuran. Apakah kita mau disebut sebagai baik bangsa yang bodoh maupun bangsa
yang tidak bermoral? Makanya, ayo perbaiki kedua-duanya mulai dari diri
sendiri.
Mulailah dari tidak merokok. haha
Semoga Bermanfaat !!
(Sumber : Melisa Pramesti Dewi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar